Mereka Membuat Makar, Dan Allah Sebaik-Baik Pembuat Makar

dabiq9 - Allah Membuat Makar

Kekuatan itu hanya milik Allah semata. {Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, Adapun orang orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksanya (niscaya mereka menyesal)} [Al Baqoroh: 165].

Kemuliaan itu milik Allah semata. {Dan sungguh orang orang kafir sebelum mereka (kafirin Mekah) telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap diri dan orang orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik) itu} [Ar Rad : 42].

Tak seorang pun yang bisa lari dari kekuasaan-Nya. Tidak ada yang mendapat kemuliaan kecuali dari Nya. Dan tak ada yang benar benar sukses rencananya (makarnya) kecuali Dia.

Ini semua adalah kenyataan yang tidak disadari para salibis. Dan karenanya mereka menggunakan kekuasaan mereka untuk mendzalimi muslimin yang lemah dan tertekan. Yahudi, munafikin, dan murtaddin bersekutu untuk mendapatkan kemuliaan dan kekuatan melalui salibis. Mereka membuat makar terhadap Islam, bersangka-sangka bahwa Allah tidak akan menganugerahkan kemenangan bagi agamaNya.

Tetapi masalah kemenangan itu sepenuhnya hanya milik Allah. {Katakanlah, “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah“} [Al ‘Imron: 154]. Dan Allah telah menetapkan agama ini seluruhnya hanya untuk Nya. {Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah, dan agama/diin itu keseluruhannya untuk Allah, jika mereka berhenti (dari kekufuran) maka sesungguhnya Allah maha melihat apa yang mereka kerjakan} [Al Anfal: 39].

Tetapi karena kesesatan dan arogansi musuh musuh Allah, mereka membuat makar melawan agama Allah. Makar mereka hampir hampir menyebabkan gunung gunung runtuh karena kaget bahwa kufar berani melawan Rabb Langit dan Bumi. {Dan Sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal disisi Allah lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung gunung dapat lenyap karenanya} [Ibrahim: 46].

Dan sungguh rencana makar mereka tentulah lemah, karena ia bagian dari makar Syetan. {Orang orang yang beriman berperang di jalan Allah dan orang orang yang kafir berperang di jalan thagut , sebab itu perangilah kawan kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah} [An Nisa: 76].

Meskipun mereka lemah dan tuan, yaitu syetan juga lemah, mereka tetap merencanakan makar untuk syaitan. Dan karenanya mereka menjadi obyek rencana makar yang terbaik dan tercepat, tanpa mereka sadari. {Orang-orang kafir membuat tipu daya (makar) dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik baik pembalas tipu daya (makar)} [Al Imran: 54].

Dan Allah melemahkan rencana makar mereka dan menjadikan mereka gagal, tak berpetunjuk, dan sangat tersesat. {Sebenarnya orang orang kafir itu dijadikan (oleh Syaitan) memandang baik tipu daya mereka dan dihalanginya dari jalan (yang benar). Dan barang siapa yang disesatkan Allah maka baginya tak ada seorangpun yang akan memberi petunjuk} [Ar Rad: 33].

Dan hasil dari makar mereka akan berlawanan dengan apa yang mereka inginkan. Mereka hanya menipu diri sendiri, dalam kehidupan mereka di dunia dan akhirat, menurunkan derajat mereka sendiri dan kehancuran diri. {Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh sungguh dan Kami merencanakan makar pula, sedang mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya. Maka itulah rumah rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kedzoliman mereka sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi kaum yang mengetahui dan telah kami selamatkan orang orang yang beriman dan mereka itu selalu bertaqwa} [An Naml: 50-53].

Maka seorang muslim tidak perlu bersedih ketika mendengar makar kaum kufar. Tapi harus bersabar dan yakin akan kehancuran mereka segera. Senjata terkuat muslim adalah tauhid yang bersandarkan hanya kepada Allah saja, takut kepada Allah saja, berdo’a memohon kepada Allah semata, dan menyatakan pelepasan dirinya (baro’ah) dari musyrikin. {Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan} [Al Imron: 120]. {Bersabarlah (hai Muhammad) dan tidaklah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan} [An Nahl: 127].

Hal ini harus selalu ada dalam benak muslim karena salibis dan murtadin selalu merencanakan dan melaksanaan makar-makar terbaru. Muslim harus selalu mengingatkan diri sendiri dan muslim lainnya dengan hal ini sehingga tidak merasa rendah diri dengan makar lemah mereka dan tidak juga mengalah kepada keyakinan syirik dalam Teori Konspirasi ekstrim.

KHUTBAH KHALIFAH tentang MAKAR MURTADIN AKHIR-AKHIR INI

Pada 25 Rajab 1436, Khalifah (hafidhahullah) mengarahkan umat dalam pidatonya bertajuk “Berangkatlah dalam keadaan ringan ataupun berat” yang menegaskan latar belakang rencana makar baru terhadap Islam yang sedang dibuat. Pertama ia mengingatkan terhadap sikap yang membawa banyak militan menjadi murtad dan bergabung dengan kufar, dan keinginan mereka berkompromi dan berharap perdamaian yang langgeng dengan salibis. Dia mengatakan: “Wahai kaum muslimin! Siapa saja yang berfikir untuk berdamai dengan Yahudi, Nasrani, dan kufar lainnya, dan mereka merasa dapat berdamai dengannya, dan ia hidup berdampingan dengan mereka dan mereka hidup berdampingan dengannya sementara ia dalam keadaan bertauhid, maka ia telah mengingkari pernyataan yang sangat jelas dari Rabbnya (azza wa Jalla), yang berkata, {Mereka tidak henti hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran) seandainya mereka sanggup [Al Baqarah: 217]. Maka inilah kondisi kufar dalam urusannya dengan muslim sampai hari qiyamat {Dan kamu tidak akan mendapati perubahan pada sunatullah} [Fatir: 43].

Khalifah menerangkan bahwa muslim tidak akan berhenti memerangi kufar sampai Isa bin Maryam ‘alayhissalam turun dan memimpin tentara muslimin. Dia berkata: ”Sungguh perang atas kufar, hijrah dan jihad akan tetap ada sampai datangnya as sa’ah (Qiyamat). Rasul shalallahu ‘alayhi wasallam mengatakan, “hijrah tidak akan berhenti sampai taubat diterima, dan taubat tidak berhenti diterima  sampai matahari terbit dari barat,” (Riwayat Abu Daud dari Mu’awiyah). Dia shalallahu ‘alayhi wasallam juga mengatakan: “Akan selalu ada dari kaumku berperang atas kebenaran, terus menerus sampai hari Qiyamat. Lalu Isa bin Maryam akan turun dan para pemimpin mereka akan berkata ‘Datanglah dan pimpin kami dalam Sholat’ maka ia akan berkata, ‘Tidak, Kamu pemimpin satu atas yang lain sebagai anugrah Allah kepada umat ini’,” [Riwayat Muslim dari Jabir].

Khalifah juga menjelaskan akan segera punahnya daerah abu abu (samar samar) dengan mengatakan, “Dan jika salibis sekarang mengklaim untuk menjauhi dunia muslim dan membatasi diri mentarget muslim bersenjata, maka segera kalian akan melihat mereka mentarget tiap muslim di mana saja. Dan jika saat ini salibis mulai mengganggu muslim yang hidup di negeri yang masih bercampur, dengan mengawasi mereka, menangkap mereka, menginterogasi mereka, dan kemudian menyingkirkan mereka dan menculik mereka baik mati, dipenjara, ataupun terlantar. Mereka tidak akan membiarkan seorang muslimpun kecuali ia murtad dan mengikuti mereka. Dan kalian akan mengingat kata-kata saya saat ini, saya serahkan semua urusan kepada Allah. Wahai kaum Muslimin, sungguh Yahudi dan Nasrani dan semua kufar tidak akan ridha pada kalian bahkan memerangi kalian sampai kalian ikut agama mereka atau murtad dari Islam”.

Taghut Qatar berdiri saling bahu membahu bersama salibis Obama
Taghut Qatar berdiri saling bahu membahu bersama salibis Obama

Khalifah lalu menguraikan kewajiban muslim selama perang ini sebelum hari qiyamat. Dia berkata, “Wahai muslimin, jangan anggap perang yang kita kerjakan ini hanya milik Daulah Islam, bahkan ini peperangan bersama muslim seluruh dunia. Daulah Islam hanya membuka jalan dan mempelopori perang orang orang yang beriman melawan orang orang kufur, maka majulah bersegera wahai kaum muslimin. Adalah kewajiban kita kaum muslimin yang bertanggung jawab kepada Allah. Tidak ada alasan bagi muslim yang mampu berperang dimanapun ia berada, untuk berhijrah dan berperang. Allah telah wajibkan berperang, maka kami seru tiap tiap muslim di setiap tempat untuk berhijrah ke Daulah Islam atau berjihad dimanapun ia berada,”.

Ini perintah Khalifah (hafidhahullah). Hijrah ke wilayah khilafah atau kalau tidak mampu, maka ia harus menyerang para salibis dan sekutu nya, juga Rafidhah, thaghut thaghut, dan kekuatan kekuatan murtadin dimana saja dengan cara dan alat yang mungkin baginya.

Khalifah kemudian mengancam para thaghut penguasa yang melakukan kedzaliman di tanah kaum muslimin dengan hukum buatan manusia dan tak berdaya terhadap salibis. Dia katakana, “Wahai Muslimin, para thaghut penguasa yang menguasai negerimu adalah sekutu sekutu Yahudi dan nasrani , mereka tidak lain hanya budak, pelayan, dan anjing penjaga. Tentara yang mereka persiapkan dan dipersenjatai juga dilatih oleh Yahudi dan Nasrani hanya untuk menghancurkan kalian, melemahkan kalian, menjadikan kalian hamba yahudi dan nasrani, memalingkan kalian dari agama kalian dan dari jalan Allah, merampas harta benda di negeri kalian dan merampok kekayaan kalian. Kenyataan ini semakin terang benderang seperti jelasnya matahari di tengah hari”.

Dia lalu menguraikan secara detail kelesuan para thaghut penguasa terhadap muslim diikuti dengan kata; ”Penguasa Jazirah Arab terlihat malu dan kehilangan ‘legitimasi’ mereka. Penghianatan mereka jelas terlihat bahkan oleh muslim yang awam sekalipun. Realitanya para thaghut penguasa semakin nyata lemahnya, karena itu tuan tuan mereka yaitu yahudi dan nasrani tidak memakai mereka lagi, dan menggantinya dengan Safawi Rafidhah dan Kurdi yang atheis. Ketika al Salul menyadari bahwa tuan-tuan mereka meninggalkan mereka, dibuang laksana sepatu rombeng dan dalam upaya penggantian mereka maka Al Salul mengobarkan perang melawan Rafidhah Yaman. Dan itu bukan badai penyelesaian, tapi menendang orang sekarat, -dengan izin Allah- saat ia berjuang sampai nafas terakhir”.

Dia (Khalifah) katakan: “Hari ini mereka mengklaim membela ahlu Sunnah di Yaman melawan Rafidhah! Mereka berdusta dan gagal, peperangan mereka hanyalah upaya membuktikan diri akan kesetiaan mereka pada tuan tuan Yahudi dan Nasrani.

Hal itu tidak lain hanyalah keinginan untuk membelokkan Muslimin agar jauh dari Daulah Islam yang gaungnya tinggi dimana mana dan nyatanya kaum muslimin berlomba ke sana. Badai mereka tidak lain hanyalah badai khayalan, setelah api Rafidhah menghanguskan singgasana dan setelah barisan Rafidah mencapai rakyat Jazirah Arab, hal yang akan membuat kaum muslimin berduyun-duyun mendatangi Daulah Islam sejak nyata Daulah membela mereka melawan Rafidah. Hal ini yang ditakutkan Al Salul dan para penguasa Jazirah Arab dan membuat singgasana mereka berguncang. Inilah rahasia yang mereka sebut ‘badai’, yang dengan izin Allah, sebentar lagi akan menjadi akhir mereka. Al Salul dan para penguasa Jazirah Arab bukanlah orang-orang yang militant dalam perang, tidak juga memiliki kesabaran untuk itu. Mereka adalah orang-orang yang hidup dalam kemewahan, pemborosan, pemabuk, prostitusi, tarian, dan pesta. Mereka sudah terbiasa membela Yahudi dan Salibis dan hati mereka telah mabuk akan penghinaan, aib dan kepatuhan”.

Amirul Mu’minin juga memerintahkan Muslim mengakui perang ini. “Wahai muslimin dimana saja, belum datangkah waktunya pada kalian untuk menyadari kebenaran dari permusuhan ini yaitu antara kekufuran dan keimanan? Lihatlah di front yang mana para penguasa di negeri kalian berpihak. Belum datangkah waktunya wahai Ahlus-Sunnah bagi kalian untuk mengetahui bahwa kalianlah target mereka? Perang ini hanyalah melawan kalian dan agama kalian. Belumkah tiba waktunya bagi kalian untuk kembali pada agama kalian dan jihad kalian dan dengannya akan mengembalikan kemuliaan kalian, kehormatan, hak-hak, dan kepemimpinan? Belum tibakah waktunya bagi kalian untuk menyadari bahwa tidak ada kekuatan tidak juga kehormatan tidak juga keamanan tidak juga hak-hak untuk kalian kecuali di bawah naungan Khilafah?”

Beliau juga memperlihatkan bagaimana perjanjian antara Rafidah dengan murtaddin sekutu “Sunni” ketika mereka tidak lagi berguna bagi Rafidah. Beliau berkata, “Ya Ahlus-Sunnah di Iraq, carilah perlindungan –sesudah Allah- kepada Daulah Islam.

Apa yang kalian tunggu setelah kebenaran semakin jelas dari sebelumnya dan setelah Rafidah membongkar kenyataannya? Inilah mereka hari ini menyembelih setiap Ahlus sunnah di Baghdad dan di tempat lainnya. Tak seorangpun selamat dari mereka, bahkan sekutu mereka, para pendukung, para penolong mereka, pengikut mereka, dan anjing-anjing dari para murtaddin mantan ahlussunnah, di Shahawat, tentara, polisi, dan di tempat-tempat lainnya lagi, para ulama buruk membuat bingung mengaburkan implementasi hukum Allah di wilayah Daulah Islam. Mereka menjadi gelandangan, terhina, takut, dan penuh kekhawatiran akan kekejaman Rafidah, sebaliknya muslim yang tinggal di Daulah Islam hidup dengan kekuatan dan kehormatan, aman dengan karunia Allah, hidup dengan nyaman, menjalankan urusan-urusan bisnis mereka, mata pencaharian dan perdagangan, menikmati rahmat hidup dibawah pemerintahan hukum Allah, dan segala puji dan rahmat adalah milik Allah. Karena itu wahai muslimin, carilah perlindungan –sesudah pada Allah- pada Daulah Islam”.
Khalifah juga mengingatkan kemungkinan penyerangan ke wilayah Daulah Islam di Sham dan Iraq. “Bersabarlah dan teguhlah, dan berhati-hatilah pada musuh-musuh Allah yang bergerak, berderap, dan meningkat, dan mengancam rakyat Mosul. Kita yakin bahwa pergerakan mereka akan mengarah ke Raqqah dan Halab sebelum Mosul. Jadi berhati-hatilah”.

Akhirnya, beliau menjelaskan kelemahan para salibis modern yang terus tumbuh. “Wahai tentara Daulah Islam, teguhlah, karena kalian diatas kebenaran. Carilah pertolongan melalui kesabaran, karena kemenangan datang dengan kesabaran dan kemenangan bagi orang-orang yang bersabar. Bersabarlah, karena para salibis sedang menuju kematian mereka, Rafidah sedang terhuyung-huyung, dan Yahudi sedang tenggelam dalam ketakutan. Musuh kalian telah menjadi lemah dan lebih lemah dari hari kemarin –dengan rahmat Allah- dan terus melemah dan melemah, segala puji bagi Allah”.

Sebuah Analisis dari Kebuntuan Makar

Dalam kalimat beliau ada kesimpulan makar terakhir –insya Allah- dari para salibis dan sekutu murtaddin mereka sebelum malhamah kubro.

Pertama, para salibis telah mejadi lemah untuk mengobarkan perang mereka sendiri. Hal ini karena operasi 11 September yang diberkahi dan sesudah itu jihad di Afghanistan dan Iraq. Mereka terlalu lelah dari segi finansial, militer, dan psikologis untuk memulai perang lain lagi, meskipun tidak diragukan lagi bahwa mereka akhirnya akan memerangi muslimin di Dabiq setelah pengkhianatan salibis dalam gencatan senjata di kemudian hari. Karena kelemahan mereka, mereka akan dipaksa untuk bersandar pada sekutu mereka dan agen-agen mereka untuk berperang. Di Iraq, sejak keruntuhan rezim murtaddin Ba’ats, taghut Saddam, sekutu mereka ialah atheis Kurdi dari Peshmerga, kekuatan pemerintahan safawi, milisi Safawi, dan Murtaddin Shahawat “Sunni”.

Berkali-kali, Shahawat “Sunni” ditinggalkan demi kestabilan rezim Safawi pusat. Shahawat tidak dapat dipercaya sepenuhnya sejak beberapa faksi mereka pada masa lalu pernah berpartisipasi dalam perang melawan para salibis dan sekutu Rafidi mereka. Sesuai dengan itu, setelah penarikan pasukan Amerika, Shahawat mengkhianati mantan sekutu Safawi mereka, dan banyak dari anggota mereka dipenjarakan dan disiksa oleh Rafidah yang pernah dilayani mereka.

Di Sham, pada awalnya para salibis telah menaruh keyakinan pada Free Syrian Army (FSA), yang merupakan milik “pemerintahan” interim Syrian National Coalition (SNC). Tetapi para salibis terkaget-kaget pada banyaknya bantuan militer dan non-militer yang mereka adakan untuk faksi-faksi ini telah dijual kepada para pedagang dan penyalur senjata dan akhirnya berakhir di Daulah Islam.

Apa yang tidak terjual oleh agen yang tak dapat diandalkan oleh para salibis akan diambil oleh tentara khilafah sebagai rampasan perang. Para salibis tidak dapat mengandalkan FSA, karena terlalu korup dan kepemimpinan yang minim kesetiaan. Karenanya sekutu besar mereka di kawasan ini saat ini ialah atheis Kurdi milik PKK –sekutu taghut Bashar. Sepanjang awal tahun yang berlangsung di Sham, PKK menguasai sebagian Halab, ar-Raqqah, dan al-Barakah melalui perjanjian dengan rezim Nushayri, dan diberi tugas oleh Bashar untuk menghancurkan muslimin yang memberontak melawan rezim di kawasan ini. PKK adalah inti dari Shabihah Kurdi dan melanjutkan misinya di daerah yang mereka kendalikan. Tapi karena mereka lebih setia sebagai satu organisasi dan karena mereka lebih terarah “secara ideologi”, maka para salibis lebih menyukai PKK daripada FSA.

Para salibis mengandalkan sekutu Kurdi dari Rafidah di Iraq (Peshmerga) dan pada sekutu Kurdi dari Nushayriyah di Sham (PKK). Dan juga, kebijakan mereka mendukung rezim Safawi di Iraq dan bernegosiasi dengan kepemimpinan Safawi di Iran memberi kekuatan dan kemantapan untuk melakukan pergerakkan secara internasional.

Rafidah dengan cepat ambil bagian di Yaman. Rezim Syria telah bersekutu dengan Iran. Lebanon secara luas dibawah kekuasaan milisi Rafidah. Dan dengan besarnya populasi Rafidi di Bahrain, Kuwait, dan “Saudi Arabia” (di propinsi sebelah Timur – Qatif, Dammam, Al-Ahsa – Najran, dan bahkan Madinah), populasi Rafidi yang lebih sedikit berada di Qatar dan UAE, dan populasi Ibadi di Oman sudah lebih dahulu pindah, thaghut Arab merasakan betul singgasananya terancam. Sementara itu, thaghut Turki mengkhawatirkan aspirasi para salibis sekutu Kurdi dan perlawanan dengan rezim Erdogan yang berbasis minoritas Rafidi di Turki. Tiga serangkai thaghut ini juga mencemaskan bahwa memperpanjang perang di Yaman dan Sham akan memperkuat Daulah Islam, hal ini akan membuka tabir dan pengkhianatan thaghut, dan menjadi bukti bahwa Daulah Islam satu-satunya yang menjadi pembela Ahlus Sunnah melawan Rafidah dan atheis.

Dengan cepat, para thaghut Turki, Al Salul, dan Qatar bergerak tanpa izin dari tuan mereka. Mereka mendapat dukungan dari thaghut Arab dan non-Arab yaitu Bahrain, Kuwait, UAE, Mesir, Yordan, Maroko, Senegal, Bangladesh, Sudan, Pakistan, dan Somalia, untuk membantu rezim Abd Rabbuh Mansur Hadi melawan Rafidah Houthi dan Ali Abdullah Saleh di Yaman. Dan meskipun para mantan salibis mengklaim tidak terkait dengan Iran, tapi para salibis ini telah menjanjikan dukungannya untuk operasi ini.

Turki kemudian akan diminta sekutu Shahawat mereka di Halab –yang kecanduan bantuan Turki- untuk memulai perang melawan PKK di sebagian wilayah, setelah genjatan senjata panjang ditinjau ulang oleh PKK dan faksi Shahawat termasuk Jabhah Jaulani. Tiga serangkai murtadin –Turki, Al Salul, dan Qatar- juga menjadi corong bantuan bagi koalisi yang baru terbentuk, faksi yang juga kecanduan dukungan taghut –“Jaysh al-Fath”- untuk berperang melawan rezim Nusayri di Idlib dan al-Qalamun. “Jaish al-Fath”  dengan segera menyusun prioritasnya yaitu perang melawan Daulah Islam di Qalamun. Corong bantuan ini diakui oleh FSA, SNC, tiga serangkai murtadin, para salibis, dan bahkan anggota faksi-faksi “Jaysh al-Fath” (seperti Faylaq ash-Sham). Faksi-faksi Shahawat termasuk Jabhah Jaulani melawan mujahidin Dar’a yang mereka tuduh khawarij. Sebuah faksi koalisi “Islami” yang serupa dengan “Jaysh al-Fath” dengan cepat terbentuk di Halab. Dan tiba-tiba faksi Shahawat telah maju atas Nusayriyyah di Latakia dan tempat lain lagi, sementara sekutu “pemberontak” kesayangan para salibis di Sham –FSA- secara militer terbukti tak dapat diandalkan.

Kafir Druz dalam barisan Shahawat
Kafir Druz dalam barisan Shahawat

Sementara itu, tiga serangkai murtadin mulai menarik dukungan suara bagi rezim Shafawi di Iraq, ketakutan ambisi jangka panjang mereka akan mengganggu singgasana milik mereka. Mereka juga memerintahkan para pemimpin Jabhah “Islam” untuk berkumpul lagi di Turki dan mendiskusikan perkembangan di Sham, rencana ke depan, dan syarat-syarat dukungan “tak bersyarat” mereka. Satu dari rencana yang didiskusikan ialah “badai penyelesaian” di Sham sebagai tameng bagi Shahawat dalam upayanya meningkatkan perlawanan dengan Daulah Islam. Lagi, kecanduan pada bantuan thaghut adalah satu masalah bagi faksi-faksi Shahawat yang akan memberi jalan bagi mereka untuk tenggelam lebih jauh dalam kemurtadan.

Melalui semua ini, tiga serangkai murtadin ingin “membuktikan” pada tuan salibis mereka bahwa mereka tetap penting untuk masa depan kawasan ini, bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mempengaruhi hasil akhir disana, dan bahwa pendapat mereka berarti ketika berkaitan dengan hubungan Rafidi-Amerika dan persoalan ambisi nuklir Rafidi. Intinya, tiga serangkai ini tamak, takut, dan iri dengan perpindahan mereka. Mereka ingin mereka sendiri, bukan Rafidah, yang menjadi sekutu kesayangan para salibis.

Kompetisi ini, antara para salibis dan para thaghut, antara murtaddin “Sunni” dan Rafidah, antara FSA dan Jabhah “Islam”, antara Jabhah Jaulani dan faksi-faksi nasionalis, antara Jabhah  Jaulani dan faksi-faksi “Islam”, dan antara atheis Kurdi dan faksi-faksi “oposisi”, semua ini adalah tanda-tanda akan segera hancurnya makar mereka. {Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian karena meeka adalah kaum yang tidak mengerti} [Al-Hasyr: 14].

Tiga pemimpin utama shahawat mengunjungi Turki bertemu tawaghit regional
Tiga pemimpin utama shahawat mengunjungi Turki bertemu tawaghit regional

Para salibis akhirnya akan mendapati bahwa mereka tidak dapat menghadapi Daulah Islam kecuali secara langsung, saling berhadapan, atau lainnya –karena pendarahan mereka tiada henti- para salibis akan dipaksa untuk melepaskan peperangan mereka melawan muslimin hingga waktu yang ditentukan Allah bagi al-Malhamah al-Kubra.

Ya Allah, yang menurunkan kitab, yang cepat hisabnya, yang menggerakkan awan-awan, menundukkan golongan-golongan, buatlah mereka gemetar, dan anugerahi kami kemenangan atas mereka.

Kredit : http://www.azzammedia.net

Ulasan