Kesaksian Pemuda Mantan Ikhwanul Muslimin yang Beralih Dukung Daulah Islam

Kesaksian Pemuda Mantan Ikhwanul Muslimin yang Beralih Dukung Daulah Islam (Part 1)
   Iklan Penaja
http://usahawanjutawan33.blogspot.com/p/siapa-di-antara-andayang-ingin.html
Shoutussalam – “Saya dulu percaya pada moto, ‘aksi damai kita lebih kuat daripada peluru.'” Ujar seorang pemuda Mesir yang kini menjadi pendukung Daulah Islam. “Namun ketika peluru mulai diarahkan pada kami, dan kami dituduh sebagai teroris, saya mulai percaya hanya dengan kekerasanlah saya dapat melindungi keyakinan saya dan menegakkan Daulah Islam di Mesir.” Inilah yang dikatakan pemuda mantan anggota Ikhwanul Muslimin kepada media Al-Monitor ketika ditanya mengenai alasannya meyakini dan mendukung Daulah Islam.

Pemuda yang menolak disebutkan namanya karena khawatir dengan tindak kekerasan yang biasa dilakukan dinas keamanan tersebut saat ini masih berada di penjara Mesir selama 1 ½ tahun setelah ia ditangkap atas keberpihakannya pada Presiden Mursi 14 Agustus 2013 lalu. Dia menjelaskan mengapa dia yakin pada ideologi Daulah Islam, ia melihat pendekatan yang dilakukan Daulah sebagai cara yang sesuai dengan syari’at islam dan berdampak besar bagi perlindungan terhadap apa yang menjadi hak umat Islam. Pemuda Mesir seperti dirinya telah diburu oleh pihak keamanan Mesir sejak 3 Juli 2013 ketika Presiden Mursi digulingkan.

Dikutip dari sumber berita terkait pada (5/11/2014), pemuda tersebut menuturkan, “Ketidakadilan yang membuat saya terkurung disini dengan dalih bahwa saya seorang teroris tanpa saya melakukan apa-apa, memperkuat alasan saya untuk tidak lagi percaya dengan langkah-langkah perdamaian, karena ketidakadilan seperti ini terus menerus berulang. Apakah kita mengangkat senjata atau tidak, di mata negara dan masyarakat Mesir, kami tetap disebut teroris, [dan mereka percaya] mereka memiliki hak untuk menahan kami, membunuh kami, memperkosa anak perempuan dan saudari-saudari kami. Sementara kami disini duduk diam tak mampu berbuat apa-apa di penjara.”
“Kami mengikuti ‘booming’ nya berita mengenai Daulah’, perkembangan dan pengontrolan dalam pertempuran di Irak, juga senjata-senjata canggih milik Daulah, hal ini kita dengar dari teman-teman yang mengunjungi kami [di penjara] atau melalui ponsel yang diselundupkan di dalam penjara.” tambahnya.

Analis politik cenderung mengkategorikan sebagian besar pemuda Islam -terutama mereka yang ditahan- yang mendukung dan terkesan dengan Daulah Islam dengan sebutan “IS ultras,” yaitu, mereka yang hanya mendukung prinsip IS akan tetapi tidak bermaksud untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu terhadap pemerintah Mesir. Namun pihak yang diwawancarai Al-Monitor, menyebutkan mereka sudah mulai membentuk kelompok-kelompok di dalam sel penjara mereka dan mengadakan kontak dengan yang berada di luar penjara. Dia mengatakan, “Kami akan mengambil setiap kesempatan untuk melaksanakan apa yang kami yakini.”

Al-Monitor berbicara dengan seorang Salafis di daerah al-Sharqiya yang mengatakan ia akan segera hijrah ke Suriah, setelah visa transitnya yang melalui Turki akhirnya disetujui, setelah berusaha selama enam bulan. Dia mengatakan, setelah ia bergabung dengan Daulah, ia akan mencoba menyebarkan ideologi Daulah di Mesir. Melalui akun Facebook nya ia menyatakan, bahwa ia memiliki keyakinan terhadap Daulah Islam karena kekuatannya. “Ummat islam di Mesir sekarang mengalami kehancuran, dan Daulah Islam mengangkat kepala ummat ini kembali, Ia bertindak sesuai kehendak Allah dan meneror musuh Allah.” Dia juga menuturkan, “Hijrah ke Suriah sekarang memang sulit tetapi tidak mustahil. Jika kita tidak bisa pergi menemui saudara-saudara kita di Suriah atau Irak, kami akan membentuk sel-sel Daulah Islam di Mesir. ”

Meskipun ada banyak tanda-tanda dukungan terhadap Daulah Islam oleh para pemuda Muslim, terutama kelompok-kelompok Salafi jihadi yang menentang pemerintahan sejak isolasi Mursi, Menteri Dalam Negeri Mesir Mayjen. Mohamed Ibrahim telah berulang kali menekankan bahwa tidak ada elemen Daulah Islam di Mesir. Sejauh ini, memang belum ada kelompok yang menyatakan langsung keterkaitannya dengan Daulah Islam. Tapi ‘ide-ide yang diangkat Daulah Islam sudah mulai beresonansi dengan kelompok-kelompok kecil – seperti Kataeb Helwan, yang memiliki slogan, “Kami sudah muak dengan aksi damai Ikhwanul Muslim”

  Dalam wawancara dengan Al-Monitor, Kamal Habib, seorang ahli dalam gerakan jihad mengatakan, “Saat ini belum dapat dipastikan apakah Ikhwanul muslimin menyetujui para pemudanya untuk bergabung dengan Daulah Islam ataukah tidak. Namun sebagian besar yang direkrut adalah pemuda simpatisan Ikhwanul-muslimin tetapi tidak ada ikatan sumpah setia dengannya.

Mereka mulai mendukung Daulah Islam karena mereka berpikir bahwa sekarang bukan waktunya untuk berdamai. ” Meskipun pihak keamanan di Mesir mencoba untuk membatasi perjalanan menuju Suriah, Habib mengatakan, “Jika pemuda-pemuda tersebut gagal untuk melakukan hijrah ke Suriah, tetap tidak ada yang dapat menghalangi mereka dari ideologinya. Mereka akan berubah menjadi kelompok jihadi yang baru di Mesir. Penjara Mesir sekarang menjadi lapangan terbuka untuk bibit-bibit baru ekstrimis, takfiri dan pendukung kekerasan.”

Sejak revolusi 25 Januari, telah muncul tanda-tanda yang menunjukkan ide-ide mengenai perlawanan militer menjadi sarana untuk perubahan. Sementara negara Mesir kehilangan semua alat keamanan untuk menghadapi dan memerangi terorisme. Pemerintah Mesir sendiri tidak percaya dengan munculnya arus pemuda yang memberontak terhadap negara. Situasi politik masih terancam oleh ketegangan, yang dapat berkembang menjadi kekerasan lebih lanjut meskipun pejabat Mesir memberi jaminan bahwa Mesir bukan Suriah atau Irak.


[misykaat/Monitor]

Ulasan