Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam
ISIS adalah
singkatan dari Islamic State of Iraq and Sham (Daulah Islam Iraq dan
Syam), ISIS merupakan sebuah kelompok yang paling dominan dari kalangan
kelompok Mujahidin yang berperang melawan rezim diktator kafir Bashar
Assad di Suriah, rezim bengis yang dibantu oleh sekutu-sekutunya seperti
Hizbullah (baca: Hizbusysyaitan) Lebanon, Syiah Iran, Syiah Iraq, Rusia
dan mungkin juga segera menyusul Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya
dari negara-negara Barat akan bersiap berperang melawan ISIS. Hal
tersebut disebabkan orang-orang sekuler, moderat, Syiah, Yahudi,
Kristen, dan Barat meyakini bahwa ISIS adalah sebuah kelompok ‘teroris’
(begitu menurut istilah orang-orang kafir) yang paling berbahaya yang
membajak gerakan revolusi orang-orang Syria untuk demokrasi yang barat
inginkan dan juga karena ISIS ingin menegakkan Khilafah sebuah Negara
Islam Global.
Siapa pemimpin ISIS…? berikut penjelasan singkat tentang biografi beliau:
Inilah Amirul Mu’minin Daulah Islam Iraq
Dan Syam. Beliau adalah Asy Syaikh Al Mujahid dan ahli ibadah yang
zuhud. Amirul Mu’minin dan Panglima tentara-tentara dien ini; Abu Bakar
Al Qurasyiy Al Husaini Al Baghdadi semoga Allah menjaganya dan
melindunginya serta membimbing langkah-langkahnya di atas kebaikan dan
kebenaran.
Beliau berasal dari keturunan ‘Urmusy
Ibnu Ali Ibnu ‘Ied Ibnu Badriy Ibnu Badruddien Ibnu Khalil Ibnu Husen
Ibnu Abdillah Ibnu Ibrahim Al Awwaah Ibnu Asy Syarif Yahya ‘Izzuddien
Ibnu Asy Syarif Basyir Ibnu Majid Ibnu ‘Athiyyah Ibnu Ya’la Ibnu Duwaid
Ibnu Majid Ibnu Abdirrahman Ibnu Qasim Ibnu Asy Syarif Idris Ibnu Ja’far
Azzakiy Ibnu ‘Ali Al Hadiy Ibnu Muhammad Al Jawwad Ibnu Ali Ar Ridla
Ibnu Musa Al Kadhim Ibnu Ja’far Ash Shadiq Ibnu Muhammad Al Baqir Ibnu
Ali Zainal ‘Abidien Ibnu Al Husen putra Ali Ibnu Abi Thalib dan Fathimah
Binti Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Demikian garis
keturunan beliau.
Status: Menikah
Amirul Mu’minin adalah seorang mantan
guru, pendidik, dan seorang khatib ternama. Beliau lulusan Universitas
Islam Baghdad dan menempuh pendidikan dalam semua level akademik
(Bachelor, Master, dan Phd) di tempat tersebut. Beliau sebelumnya
dikenal sebagai seorang khatib dan ahli dalam bidang kebudayaan Islam,
Ilmu-ilmu Syariah dan fiqh, serta dikenal juga sebagai seorang yang ahli
dalam ilmu sejarah. Beliau adalah seorang keturunan ningrat yang
mempunyai hubungan yang luas serta pengaruh yang kuat dan jelas terhadap
anggota-anggota suku Beliau di Diyala dan Samarra sampai mereka
menyatakan dengan penuh kerelaan serta keyakinan, bai’at mereka terhadap
Daulah Islam Iraq, dan Amirul Mu’minin dari Daulah Islam Iraq yang
pertama Abu Omar Al-Baghdadi Al-Quraysyi. Mereka memberikan bai’at
mereka terhadap Amirul Mu’minin dan Daulah dalam awal-awal pembentukan
dan kemunculannya di atas arena jihad Iraq saat pendeklarasiannya secara
resmi pada sepuluh hari terakhir di bulan suci Ramadhan 1427 H/2006 M.
Diketahui juga bahwa DR. Ibrahim Awad
adalah sesosok figur ternama dari Salafi Jihadi. Ulama yang sangat
terkenal di Diyala dan Masjid Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah
di kota Samarra. Beliau adalah seorang lelaki dari sebuah keluarga yang
agamis. Saudara-saudara laki-lakinya serta paman-pamannya juga
merupakan khatib-khatib dan profesor-profesor dalam bidang bahasa Arab,
retorika, dan logika. Aqidah mereka adalah aqidah para Salaf (Ahlu
As-Sunnah wa Al-Jama’ah). Ayah beliau bernama Syaikh Awad adalah
termasuk tetua/tokoh dalam suku mereka Al-Bu’Badri sangay mencintai
Islam, mengajak kepada akhlak mulia dan kebaikan serta mendukung kepada
pelaksanaan amar ma’ruf dan nahi Munkar. Kakek Beliau yang bernama Haji
Ibrahim Ali Al-Badri dikenal akan ketekunannya dalam melaksanakan
ibadah sholat berjama’ah, berbuat baik terhadap karib kerabat, dan
sangat memperhatikan pemenuhan kebutuhan dari keluarga-keluarga yang
tidak mampu. Haji Ibrahim meninggal beberapa tahun yang lalu di masa
pendudukan setelah beliau dikarunia hidup yang lama di dunia dalam
ketaatan, berbuat baik pada karib kerabat, dan amal perbuatan baik
lainnya. Allah Rabb semesta dengan Kemahalembutan serta Kemurahan Nya
menganugerahi kakek Amirul Mu’minin Haji Ibrahim Ali umur yang panjang
yang hampir mendekati 95 tahun.
Ketiadaan rekaman audio dan video dari
Amirul Mu’minin bukan berarti beliau tidak punya kemampuan retorika atau
lemah dalam segi bahasa atau hal yang sama dengan itu. Semua itu tidak
benar dikarenakan beliau mempunyai kefasihan dalam berpidato dan
kekuatan bahasa, beliau adalah seorang yang memiliki kecerdasan nyata
serta kebijakan. Begitu pun beliau juga mampu menggabungkan antara dua
karakter dari para mantan Amir Daulah saat beliau menggabungkan antara
ketenangan, ketidak tergesa-gesaan ketika melakukan sesuatu dan
kehati-hatian yang tinggi (rasa keamanan) milik Abu Omar Al-Baghdadi
serta kecerdasan dan keberanian milik Abu Ayub Al-Masri.
Kehati-hatian akan keamanan dan
pengalaman kemiliteran dari Abu Dua (Abu Bakar Al-Baghdadi) bertambah
karena pengalaman dalam taktik selama perang yang sudah berlangsung
selama delapan setengah tahun. Beliau menyeru dan mendorong untuk
berperang, Beliau sendiri pun ikut berperang, kemudian pernah tertangkap
lalu dibebaskan, beliau telah mengikuti banyak pertempuran, membentuk
jama’ah-jama’ah, dan berpartisipasi dalam pembentukan jama’ah lainnya
serta mendukungnya. Beliau kemudian bergabung dengan Majelis Syura
Mujahidin Daulah Islam Iraq sebagai anggota sampai ketika deklarasi
resmi Daulah Islam Iraq pada tanggal 16 Mei 2010 beliau diangkat sebagai
Amir untuk Daulah Islam Iraq. Beliau tidaklah mencapai derajat tersebut
kecuali terlebih dahulu melewati beberapa tingkat tahapan sampai beliau
pantas untuk menduduki pos tersebut.
Pada awalnya beliau bersama dengan
beberapa kawannya mendirikan Jama’ah Jaisy Ahli As-Sunnah wa Al-Jama’ah
yang aktif secara khusus di provinsi-provinsi Diyala, Samarra, dan
Baghdad dan beliau mengepalai komite Syariah di jama’ah tersebut.
Jama’ah ini kemudian memberikan bai’atnya dan bergabung dengan Majelis
Syura Mujahidin sepekan setelah pendeklarasiannya. Kemudian beliau
bergabung dengan Komite Syariah yang merupakan bagian dari Majelis Syura
dan setelah itu menjadi anggota Majelis Syura tersebut.
Setelah pendeklarasian Daulah Islam
Iraq, beliau menjadi Pengawas Umum Komite Syariah dari seluruh Wilayah
dan juga menjadi anggota dari Majelis Syura Daulah Islam Iraq. Beliau
mempunyai pengaruh serta peran yang nyata dalam bai’at beberapa
suku-suku di Samarra kepada Abu Omar Al-Baghdadi, beliau juga
berpartisipasi dalam bai’at sukunya dan para pemuda sukunya kepada
Daulah. Dan setelah beberapa tahun berlalu maka adalah logis bahwa Abu
Omar Al-Baghdadi Al-Husseini Al-Quraysyi (Hamid Al-Zawi) memilih Beliau
untuk menggantikannya. Tidak ada keraguan dalam hal tersebut karena Abu
Mahmud (panggilan untuk Abu Omar Al-Baghdadi) memiliki tingkat
kehati-hatian, kecermatan yang tinggi dan memiliki
perhitungan-perhitungan serta mempertimbangkan semua
kemungkinan-kemungkinan kemudian merekomendasikan DR. Abu Dua (Abu Bakar
Al-Baghdadi) menjadi penggantinya.
Ulasan
Catat Ulasan
Ulaslah Yang Terbaik..